Galau Usia 20an


Cukup sering gue mendapatkan mention di twitter yang isinya kurang lebih:

Gue nggak tau mau jadi apaan, nih, di usia gue yang udah segini.
Temen-temen gue udah jadi ‘orang’, gue masih gini-gini aja.
I don’t know what should I do with my life, I have no idea how to make my parents proud of me.
Gue sama sekali nggak ada ide masa depan gue akan gimana.

Pernah nggak menanyakan pertanyaan di atas ke diri sendiri? Pernah krisis identitas? Pernah merasa kayaknya hidup itu stagnan, nggak bergerak ke mana-mana, nggak maju, nggak mundur, tapi stuck. Everything looks bleak, stale, boring. And the worse thing is, you have no idea what to do. Kalo jawabannya iya, worry not, you’re not alone. Buanyak banget kok anak muda kayak gue (hey, dilarang protes, gue masih muda!​(˘̯˘ )​( ˘˘̯) )dan kalian yang galau masa muda dan galau krisis identitas.

Contohnya, gue. Waktu usia dua puluhan, gue nggak tau harus ngapain. Gue nggak tau harus jalan ke mana. Gue nggak tau ‘passion’ gue itu apa. Bahkan sampai berusia 27, gue nggak tau mau jadi apaan. Kerjaan gue sehari-hari ya jaga toko doang. Bosen, gak? Buset, dah. Bosen gilak! Bayangin aja, gue tiap hari buka toko pagi, nyiapin dagangan, nimbang gula-terigu-minyak goreng, melayani ibu-ibu rempong yang seringkali masih bau ketek karena belum mandi, mencatat dagangan apa aja yang abis dan harus segera re-stock, dengerin para pelanggan (mostly, ibu-ibu), komplen mengenai anak-suami-sinetron di tipi. Begitu terus setiap hari, bertahun-tahun.

Gue bosen gila.

Yang gue tau pasti: nggak mau jadi beban hidup buat orang lain, nggak mau ngerepotin orang, nggak mau jadi tukang minta duit ke keluarga. Jadi, gue terus kerja, sambil nyari, apa ya, kesempatan yang akan datang ke gue?

Kemudian, gue pindah ke konter hape. Mendingan, sih. Pelanggan gue nggak terbatas ke ibu-ibu. Bapak-bapak dan abege alay bau ketek juga ada. Tapi jauh di lubuk hati, gue tau, hidup gue bukan untuk dihabiskan di kotak berukuran 2x2m2. I knew that I was meant for greater things. I knew I didn’t belong there. The thing was, I didn’t know what were ‘the greater things’ I was supposed to do. (untuk cerita konter hape, silakan cari buku gue: The Not-So Amazing Life-of @aMrazing. Okay, this is a shameless plug. Sorry, not sorry. Muehehehe.) Galau nggak, gue? Galau gila. Setiap hari selalu ada sebuah gelombang yang pelan-pelan berkumpul dan menghantam ketika malam tiba. Mau jadi apa hidup lo kalo tiap hari elo begini terus? Mau mati bosen melakukan rutinitas yang sama?

Sampai ketika gue menginjak usia 27 lebih beberapa bulan. Seorang sahabat menawarkan gue untuk menjadi penulis. Gue terima tawaran itu tanpa pikir panjang. Untuk lengkapnya, baca TNSALOA2, kayaknya terbit tahun depan, deh. (promo tanpa tau diri muehehe)

Titik balik gue bukan di usia 27, tapi di usia 25an. Suatu malam, mendadak gue terbangun dari tidur gelisah gue, duduk tegak di kasur, dan pikiran ini nongol:

If I keep worrying about my future, how will I be able to enjoy my present?

Kalimat ini terus menerus menggaung dan bergema. Ia menjelma menjadi semacam mantra. Terlalu sibuk galau masa depan, gue lupa menikmati masa sekarang. Keesokan harinya, ketika gue buka konter, gue merasa lebih enteng. Akibatnya, gue lebih sering senyum ke calon pelanggan, gue jadi lebih ramah, gue jadi lebih hidup.

Karena pemikiran itu juga lah, gue berhenti mencemaskan masa depan. Susah, nggak? You bet it is! Susah! Tapi seiring dengan perjalanan waktu, seiring dengan memfokuskan diri di SAAT INI, di DETIK INI, MENIT INI, SEKARANG, pikiran itu berangsur terdorong ke belakang, dan mendekam nyaman tanpa berniat untuk mendobrak keluar.

Mind you, there will be times when you look at your friends who are at your age, and you get this empty feeling and a descending self esteem and feel so worthless because they are more successful, they look happier, they seem enjoy life more than you do. Then you will start questioning yourself: mereka udah sukses gue masih receh… mereka udah tajir gue masih ngitung duit buat nyukupin makan di warteg, mereka udah jalan ke mana-mana sedangkan gue stuck… mereka udah ini-ina-inu sedangkan gue cuma butiran upil kering yang disentil juga mental dan gak guna.

Let me tell you a secret.

Kebanyakan orang hanya memperlihatkan sisi yang mereka ingin dunia lihat.

Di balik sebuah kesuksesan, 99% ada tangis, duka, jatuh bangun, keringat, kerja keras, malam-malam begadang ngerjain tugas, dan lain-lain, dan lain-lain. Di balik sebuah kebahagiaan dan hidup yang tampaknya senang-senang saja, ada sebuah kamar bernama ‘What I Have Done To Proceed To This Stage’. Kamar ini berisi kegagalan, perjuangan melawan dunia dan diri sendiri (lebih banyak perjuangan melawan diri sendiri), kegalauan, keraguan atas keputusan yang sudah diambil, kegamangan karena tempat berpijak yang seperti pasir hisap, kebosanan, pelajaran berharga yang diperoleh dengan pahit, kegagalan, kegagalan, kegagalan, dan penerimaan diri.

Dan percaya deh, suatu saat elo akan mengalami hal itu juga. Mungkin sekarang, elo sedang berada di kamar ‘The Struggling Room’ atau ‘Who I Am, Really?’. Nggak apa-apa. Nanti, entah berapa bulan atau tahun lagi ketika elo mengunci pintu-pintu itu, mengantungi kuncinya, dan membawa pelajaran-pelajaran yang elo dapatkan, lo akan nyengir, tersenyum lebar, tertawa keras seraya berkata: Hey, been there, done that, got the t-shirt that says: I am alive and kicking and happy, bitches!

But for now, just enjoy whatever comes to you. Boleh kok ngeluh asal nggak overdosis. Boleh kok nangis malem-malem asal nggak setiap malam. Boleh kok ngadu ke Tuhan kalo udah nggak kuat. Yang penting, jangan putus asa karena elo nggak akan tau pelajaran keren apa yang bakalan elo kantungi.

Yang jelas, usia dua puluhan itu memang ajang menempa mental dan skill, sih. Cari tau apa yang lo suka kerjakan, dan perdalam hobi itu. Itu yang namanya passion. Jadi, bukan mendadak ada bola lampu pijar di kepala lo yang nyala dan suara, “tring! passion gue adalah menulis.” No. Jose. It doesn’t work that way. Passion itu akan ada dan hadir ketika elo sudah mengerjakan sesuatu, dan menekuninya, dan ternyata, elo suka.

Elo iri sama teman sebaya yang kelihatannya udah sukses? Gak apa-apa. Itu normal dan diperbolehkan. Asalkan elo bisa ubah energi dari rasa iri jadi motivasi, bukan dengki yang berubah jadi benci karena hidup orang itu lebih oke dari elo. Kalo kayak gini, sih, sampe kapan pun elo nggak akan jadi orang sukses.

Sekali lagi deh gue tulis: Olah rasa iri menjadi motivasi.

Dulu, gue bilang gini ke diri gue: Kalo dia bisa, gue harus lebih jago. Bukan untuk buktiin ke orang itu, tapi pembuktian ke diri sendiri, that I can do this shit.

So I think it’s perfectly fine if you haven’t found what you’re looking for in your twenties. Sooner or later it will come for you.

Good luck and have a great day. Don’t forget to smile.


91 responses to “Galau Usia 20an”

  1. thanks for the words, kak lexy :>

    dont know if its emptyness, or black hole, or just drowned for a while .-. (?)

  2. Uda pernah baca deh kayaknya, uda pernah dipost sebelumnya yakan, koh? Tapi masih suka lupa diri kok, terima kasih sudah diingatkan kembali, koh lexy yg seksi.

  3. Koh, seriously. Aku banget yg sekarang lagi dirasain. Hampir 25th, stuck. Dan skrg lagi berusaha buat mulai. Aku bersyukurnya gak iri malahan bahagia sama kesuksesan mereka. Yg paling penting sekarang “gue belajar buat mengenal diri gue, karakter, passion, hobby”. Dan suatu hari, aku akan mengingat malam ini, dan tulisan ini. Thankyou koh!

    Kaya koh lexy bilang, belajar itu gak harus disekolah. Selalu inget di konter hape itu koh lexy nyanyi lagu “geek in the pink” buat belajar bahasa Inggris.

  4. Kena banget, Koh! :)
    Gw udah ngelewatin masa ini, dan… masuk ke fase galau yang berbeda (galau cukupin uang belanja sama godaan olshop hahaha).

    Couldn’t agree more with you. Kita cenderung terintimidasi oleh kesuksesan orang lain instead of mencoba belajar dari kesuksesan itu. And..we ignored our own achievements because of an empty ambition.

    Segalanya bisa mulai menjadi lebih baik saat kita bersyukur dan tersenyum, ya? ^_^

  5. thanks kokoh alex. abis ini gue mau beneran ngelakuin banyak hal, supaya gue tau, gue ini siapa. terus nulis yaaa… :)

  6. Bener banget ini ngeliat temen2 yang udah “sukses” gue ngerasa butiran debu banget koh :( seolah gue ģaada artinya banget.
    Masih terusss belajar mengubah rasa iri jadi motivasi untuk terus berjuang nemuin passion dan sukses karenanya.

    Thanks for writing koh.

  7. terima kasih atas tulisan ini, kakLex.

    bulan depan umur naik ke 21. tapi dari umur 19, tiap pulang kampus, sendirian di kamar jam tengah malam, suka susah tidur dan mikir hampir sama persis seperti di beberapa paragraf awal di atas, sembari lanjut kuliah dan nulis artikel di blog tiap hari. banyak teman yang sukses di sekitar juga tambah bikin galau, tapi nggak dengki, turut senang malah. cuma, ya, berakhir di situ, kurang kemampuan untuk mengolah jadi motivasi. pernah sekali cerita ke orang tua, jawabnya, “belum umurnya kamu mikirin ini. sudah, fokus kuliah aja”. tapi rasanya kalimat titik balik di atas lebih tepat untuk menjawab segala pertanyaan (halah) selama ini. nikmati masa sekarang.

    sampai saat ini masih belum jelas arahnya mau ke mana. tapi semakin sering nulis dan beberapa kali ngurusin acara kampus, sepertinya mulai dapat petunjuk. semoga saya dan teman-teman seumuran (ciye) cepat menemukan jawaban dari pertanyaan “mau jadi apa?”, dan lebih termotivasi ya. Amiin.
    sekali lagi, terima kasih!

  8. I’m 21 going on 22 koh. Banyak temen2 yang prestasinya keren2. Kadang aku ngerasa terintimidasi dan malah bikin galau. Endingnya selalu jadi rendah diri. Padahal sebenernya aku juga punya prestasi tapi gak wow gitu. Gimana kohh biar dimudahkan mengubah rasa iri jadi motivasi?

  9. Halo Koh Lexy. Terima kasih sudah menulis.

    Belakangan ini suka banget nge-blog, foto2 dan berniat diseriusin… apakah itu bisa disebut passion?

  10. hai koh Alex, namaku Fahmi, pengunjung baru di blog mu…aku baru nginjek 21 koh, and totally amazed with your post. Sekarang aku lagi dalam proses menyelesaikan studi dan bener aku sering banget ngiri sama teman kampus yang udah punya pendapatan bahkan sebelum mereka lulus, malahan ada yang biayain kuliahnya sendiri, makanya sekarang aku nyoba jadi penulis artikel di web teman (doain yah smoga diterima jadi penulis tetap) lumayan komisi buat uang jajan, biar gak minta orang tua melulu, sekalian belajar nabung dan bisa ngerasain nikmatnya penghasilan sendiri, thanks for postingannya yang membangun koh…salam

  11. aku di 21, punya banyak impian, ceritanya pingin jadi penulis tapi tulisannya jelek mulu dan sekarang malah lagi ngejalanin hal yang sebenernya bukan jalan ke impianku.Kadang envy sama temen-temen yang udah lari jauh tapi aku juga tau itu karena mereka berani ambil langkah.. sometimes , it’s makes me so sad, tired, frustated Tapi ya sekarang, ikhlas dulu bersyukur dulu sambil usaha terus nyari passionku.
    By the way, makasih buat postingannya koh.. :))

  12. Untungnya aku udah tau passionku di dunia pendidikan. Ya, seneng banget kalo disuruh hajar-menghajar. Kuliah udah di jurusan yang sesuai dengan yang aku mau. Tapi sempet galau juga sih karena takut ga bisa ketrima untuk ngajar di sekolah negeri atau swasta. Secara temen-temen waktu itu pada bilang ada bapak nya lah yang bisa nolong, ibu nya lah yang kepsek, pak de nya lah yang diknas. Nah gue? Sama sekali ga ada! tapi bener banget koh emang kita harus bisa mengolah rasa iri jadi motivasi. Aku terus berusaha jadi lebih baik dari mereka. Ga pake lah itu ngelamar kerja pake bantuan orang dalem. Memberanikan diri ngelamar di sekolah internasional. Dan aku diterima. Sekarang tinggal menikmati aja bahan iri yang udah aku masak dengan matang menjadi motivasi. Makasi udah berbagi koh. Anyway, ini bukan komen deh kayaknya tapi curhat juga. :)
    God bless u koh.

  13. Pagi-pagi baca beginian, moodbooster banget buat seharian koh. Sebelum baca ini beneran, kupikir kalau yg ngejalani kayak begini aku doang. Ternyata banyak. MUAHAHAHAHAHA. *senyum bahagia penuh kelicikan*. Ya berarti intinya apa yg dirasa kamu pengen, tekuni. Gitu bukan?

  14. Aku tahun ini 22, kuliah smester 6 dan sering mikirin habis lulus hidup aku bakal gimana.. Dan aku gak tau kenapa sering jenuh bgt. Semoga kedepannya bisa lebih Enjoy dan all out. Dan senyum semangat kalau dapat tugas gila dari dosen !! Thank you ka alex :)

  15. Oke. Ini gue banget.
    Umur 21, stagnan. Kuliah + kerja itu kadang bikin bosen, apalagi sekarang baru abis resign dan entah kenapa malas banget buat kerja lagi. Jenuh rasanya. Sempet mikir kalo masa depan gue bakal suram. Apalagi ditambah abis putus cinta. Keluarga di rumah berantakan. Seolah hidup gak mihak gue banget. Gue jadi sering mengutuki diri sendiri, dan gak tau mau apa. Hahaha.

    Thank you, Koh, buat semangatnya! Sedikit bantu gue buat semangat lagi!

    God bless Koh Lexy!

  16. Thank alex sudah menyadarkan. Aku 20 going on 21 yg sbntr lg mau lulus kuliah. Aku kuliah di ekonomi tp passionku bukan disitu, nah yg mau garap tugas akhir ini lho kok kyknya ga ada semangat sm sekali, sampe2 aku blg ke diriku sendiri klo yg kamu kerjain itu bkn utk masa dpnmu tapi utk prosedur lulus doang. Tp aku juga ga mau stuck disini, aku pengen cpt lulus juga dr sini biar aku cpt nyari kerja dan megang duit sendiri. Yg aku bingungin skrg gmn? Dan harus mulai dr mana aku mau garap tugas akhirku? Sementara aku juga bunuh diri msh blm paham sm judul yg aku ambil, dan dosen pembimbing udah nge-acc judulku.

  17. AKU PADAMU DEH KOH!! =)) entah kenapa postingan koko kali ini emng sesuatu yg lagi ku alamin saat ini, dan abis baca ini otak gue lgsg mentereng alias tercerahkan. Makasih koh =”)

  18. Been there,done that. saya senyum-senyum baca ini,inget momen-momen yg dijelasin kokoh tadi. Sangat relevan dan aku tau rasanya. Alhamdulillah, di usia 22 saat ini gue udah tahu passion gue dimana koh. I once betrayed my passion, and it was a mistake that i don’t want to faced again. For those who are still seeking what you want to do, my advice is never stop being curious to learn. Good luck! Be kind, be gentle :)

  19. “If I keep worrying about my future, how will I be able to enjoy my present?”

    Pertanyaan ini yg selalu menghantui tiap malem -_- Thanks koh! punya usaha sendiri udah, jadi karyawan di kantor udah.. tapi di 27 ini masih berasa hampa aja gitu.. still looking for “dimana sih passion gue?!” -_- tapi entah kenapa gue enjoy aja jalanin peran2 ini. dan selalu muncul statement: yaudah lah yaa jalanin aja dulu. Gitu terus.. sampe entah kapan -_-

    • same with me. umur 25 dan sudah jadi karyawan tetap perusahaan multnasional yang diidam-idamkan banyak orang, tetapi masih terasa hampa dan terkesan hanya jadi “robot”.
      bukannya ga bersyukur, tapi hati kecil ga bisa dibohongin apalagi jauh dari orang tua.

      tapi, bukankah Tuhan memang selalu punya “jalanNya” sendiri? sekarang gw lagi nyoba ikhtiar buat “loncat” daripda ngeluh2 ga jelas mending action dan nyari peluang :D

  20. Kokoooo, tulisannya mak jleb tapi kalau dipikir iya bgt. Intinya gimana cara kita nikmatin idup….thank you koko lexy. U’re so amazing :3

  21. Koh, thankyou banget buat postingan ini . Thankyou buat semangat yang ada di postingan ini ya kooh :)

  22. Nice post, Ko. Selalu nice. Jadi tau ternyata masih banyak yang galau soal masa depannya di usia 20an. Well, gue masih 18, dan alhamdulillah udah “kenal” diri.. :D

  23. Koh, tulidsnmu ini bener – bener membuka mata gue. Saat ini umur gue emang baru masuk 25an. Dan semua problem yang elo bilang itu bener banget. Gue sedang mengalami itu dan solusi yang lo kasi gue setuju 1000%. Mungkin solusi yang terjadi gak gue dapet dengan cara bangun tengah malem kayak elo atau solusi yang gue dapet gak akan sama dengan elo, tapi untuk saat ini kata – kata elo koh menverahkan otak gue yang suram. Thx banget koh!

  24. A so amazing story to read!
    Sama nih, baru menginjak usia 21 seminggu yang lalu dan semakin galau. Kuliah, karir masa depan dan jodoh! Astaga, sekarang jodoh itu masuk dalam daftar kekhawatiran.
    I know my passion, I know my talent but I don’t know how to bring myself to the top.
    Tapi satu yang selalu gue yakini adalah do what makes you happy and worry less. Selama kita kerjakan apa yang kita suka dan kita lakukan dengan maksimal, pasti deh sukses itu bakal ngekor. Tapi tetep, kuncinya adalah maksimal. :)

  25. I’m still 17 and I feel very grateful to have found you on the internet. You, never stop spraying me with great vibes. My problem right now is, I, always live in the future, forgetting the joyful of present, and because of you, I really am trying my best to change this bad habit. I love you. <3

  26. Gue 23 tahun koh, lagi stuck juga dalam hidup. Walaupun mulai berkurang setelah gue wisuda kemaren, saat masih nunda wisuda gue tiap hari di kamar mulu, ada problem keluarga juga, problem keuangan. Akhirnya gue wisuda akhir tahun kemaren, dan gue stuck lagi dalam keadaan yang berbeda. Hahaha nyari kerjaan susah juga, karena pengen jadi akuntan gue nyari posisi yang pas dan ternyata sulit. Yang bikin gue kepikiran terus karena teman2 seangkatan yg udah nemu kerjaan yang sesuai impiannya sedangkan gue masih baru mau nyari karena telat lulus. Kadang stress juga, tapi gue coba cari kegiatan lain bantuin Om di tempat fotocopy, nulis di blog. Ya masih sering kepikiran sih tapi kalo gue berpikir ke belakang lihat perjuangan teman-teman seangkatan yang dulu juga susah cari kerjaan impiannya sampai kemudian dapet. Gue semangat lagi… haha karena gue yakin semua ada waktunya. Tidak ada orang yang ditakdirkan menderita. Semuanya ditakdirkan bahagia, masalahnya kan kita mau gak bahagia. :D

    Thanks koh udah sharing… saya banyak dapat motivasi hari ini. :D

  27. wow.
    sudah sering merasakan kehadiran passion di hal yang disukai. tapi ketika teringat bahwa ternyata kuliah tidak bisa dan tidak boleh dicampuri oleh urusan lain, ter-cancel-lah passion itu. kuliah udah berat, mau ditambahin yang berat. bisa mati kutu nanti.
    lalu ketika melihat teman yang galau atau sedang melakukan hal yang baru saja mereka temukan, saya hanya bisa bilang “hey, been there, done that!” karena memang saya sudah pernah merasakan dan melakukannya. tapi ketika saya galau, belum ada yang bisa benar-benar memotivasi saya, atau setidaknya menenangkan, sampai saya menemukan tautan menuju laman ini di facebook. terima kasih

  28. gw sekarang lagi memasuki a quarter life crisis koh.. yap, 25 tahun dan sedang krisis identitas hahaha :p
    thanks for writing this. seenggaknya besok, hari senin, gw tau apa yang akan gw lakukan.
    ga lupa tersenyum, bersyukur, dan tetap berusaha mencari mozaik-mozaik kehidupan gw. wish me luck! :*

  29. Nice story koh!
    Kalo aku sekarang baru 22 tahun dan juga alhamdulillah sudah tau untuk ke depan mau ngapain aja, walaupun skripsi belum sempat di kerjain, karena terlalu bingung bagi waktu. Yang penting niat untuk mencapai goal itu sudah mantap. Satu hal .. Jangan ngeluh dimanapun kamu berada, keluar rumah, cari kegiatan yang positif, jangan menghalangi diri sendiri buat berkembang. Mumpung masih muda, hidup cuma sekali. Perbanyak skill, perbanyak karya. Perbanyak eksperimen dan gagal, perbanyak temen. Jangan malas untuk terus mencoba hal baru dan berkembang …

  30. Koh Alex, postinganmu ini bikin aku ingat sama novel The Time Keeper. Jangan menghitung-hitung waktu, nikmati saja. Setiap harinya berharga kok :’)

  31. Thank you for the encouragement & the positivity. Gue sedang berada di the struggling room skrg, semoga bisa keluar kamar dgn selamat. And to know that I’m not alone in the room makes me feel better :))

  32. Aku bahagia banget sama keadaan sekarang yg menurut orang lain mungkin membosankan. Kerja di dalam kamar 3×3 meter. Nggambar vector dengan kenjelimetan tinggi yg butuh kesabaran seabrek. Lalu menjawab pertanyaan klien2 yg kadang gaptek gak ngerti email. At that time, aku kezel, tapi setelah itu aku hepi. Soalnya aku ngerjain pekerjaan yg aku suka. Bosen ya bosen, tapi aku suka. Trus piye? Yowis keep on doing saja toh. Hahaha.

    Yang bikin aku bahagia itu, aku gak begitu tertarik membahas masa depan. Soalnya aku yakin masa depan itu ya masa sekarang ini, tapi kejadiannya masih nanti. Hahaha. Dengan kata lain, masa sekarang adalah masa depanku dulu yg sekarang sedang terjadi. Jadi ngapain mikirin masa depan yg belum terjadi/ Mending menjalani sebaik2 masa sekarang sajaaa…

  33. I’m 18 but I ever thought like that, such as “what will I become?”
    Krisis identitas udah aku rasain sekarang ini. perasaan iri dengan mereka yang udah dapat apa yang mereka inginkan sedangkan aku masih ragu dengan jalan yang sedang aku tempuh ini. namun setelah aku baca tulisan koko ini, I will try to enjoy my life. I will create my best future even tough different way… Thanks for sharing, koh!

  34. Gw saat ini juga tertampar oleh kalimat. “….memfokuskan diri di SAAT INI, DETIK INI, MENIT INI, SEKARANG…” Gw orang yang udah insecure duluan sama masa depan, besok, lusa, jadinya ga fokus sama gw di hari ini, ga banyak belajar. Ngedropin mental diri terus, padahal gw yakin gw tau gw mampu.

    Thank you koh, help me a lot.
    Good luck.

  35. Koh Lex ini bisa baca pikiran dan perasaan followers, yah?
    Tau banget soal ini yang lagi beribet di pikiran kaum twenties kayak aku. Thx banget yah, Koh. I’m going to more enjoying my 24. :*

  36. DEG! ngena banget lexy… umur seginian emang perlu banyak self-esteem suplement dan salah satunya ya tulisan abang ini
    dan ngeliat abang yg sekarang,motivate me..

  37. Baru kemarin gue bengong malem-malem mikirin beginian. Tahun ini gue bakal 21th dan gue takut banget jadi failure di mata orangtua gue.
    At least I am not alone.

  38. Ini bangeet ko! Galau masa depan ngerasa stuck lebih2 ngeliat temen2 yang udah keliatan sukses… Tank U bikin semangat lg ^^

  39. Betul sekali. Intinya sih bersyukur, nikmati yg skrg, dan tak lupa tetap bergerak maju.
    Gw sering mengalami beginian dan begonya adalah selalu terulang dan terulang kayak gak ada kapok2nya.
    Skrg digetok ama artikel ini biar kapok (dan semoga kapok selamanya) hahaha
    Thx koh Alex

  40. gwa mau tanya satu hal ke kalian semua.. temasuk yg posting tulisan ini..

    ada 1 hal yg bikin gwa bener” depresi.. gwa sadar “sampah” bersuaha berubah.. tp gwa stuck dan balik lg ke diri yg yg di mana gwa anggep “sampahh” gwa kagak ngerti apa itu motivasi.

    yg ada di pikiran gwa sekarang,, pengen mati tp takut akan dosa gwa. mau lanjutin hidup tp buat apa?

    ada yg bisa nolong gwa? :’)

    • Hai, semoga lu masih idup ya.nnBeen there, and passed that phase. Gw sendiri depresi sampai di titik terendah antara yaudalah mati aja atau seeking for others help karena gw mau lanjutin hidup.nnBersyukur gw memilih pilihan kedua, dan beruntung gw masih punya teman dan anggota keluarga yang bisa menjadi tempat curhatan gw membuka diri.nnTerus motivasi gw ngelanjutin hidup itu apa? Well, sederhana aja sih. Gw mau jadi orang yang berguna, yang bisa berbagi. Life is about sharing bro/sis percaya ga percaya.nnGak usah muluk-muluk, gw bisa berbagi hal sederhana seperti berbagi cerita ke orang lain aja rasanya udah seneng. Berbagi kebahagiaan ke hewan piaraan? Luar biasa. Berbagi senang dan duka ke orang-orang yang lu anggap penting buat hidup lo? Sangat luar biasa.nnFYI hidup gw pun baru “dimulai” ga jauh beda sama umur TS cerita ini. Dan kita gak perlu malu kok, karena kenyataannya apa adanya gak bisa diubah. Lu bayangin aja, gw akhirnya baru kerja setelah umur segituan sedangkan teman-teman gw udah pada sukses jadi orang.nnGila men, sebelum gw sadar ternyata gw mengidap depresi, social pressure kayak gini emang bikin diri kita tambah negatif dan makin depresi. Tapi begitu paham, ya ternyata It is what it is. Gua malah menganggap itu semua jadi tantangan yang harus gua taklukkan, mengejar semua ketertinggalan akibat hidup literally hampa tanpa aktivitas selama bertahun-tahun.nnYang terpenting adalah menyadari dan mengidentifikasi masalah, berdamai dengan diri sendiri, lalu terus bergerak maju. Hidup itu panjang dan masih banyak kenikmatan-kenikmatan baru yang bisa lu rasakan hasil dari semua ketidaknikmatan yg lu lewati. Seriously, it’s worth it.nnGua harap lu bisa menemukan motivasi dan kebahagiaan lu sendiri. We can do this, langkah pertama memang yang terberat, dan untuk terus melangkah memang lebih berat lagi. Tapi jangan mau kalah sama depresi! Semangat!nnOh ya 1 lagi, stop menunda-nunda! Jangan diturutin kalau cengkraman depresi mulai narik lu ke dalem lumpur lagi. FIGHT IT!

  41. Gue emang masih belasan tahun.. tapi dalam itungan bulan gue udah 20an dan berasa tua bgt.. thx tulisan nya..
    Tapi bagaimana motivasi biar makin semangat? Gue udah udah sangat semangat sampe 20x ditolak yg terdiri dr casting, gagal audisi.. kerjaan kacau balau, ip menurun, yg terakhir audisi smtown yg tinggal nunggu jawaban lolos / engga..
    Semua hal udh gue coba sesuai yg gue minatin, tapi kenapa ya kok selalu gagal dan gagal.. panas, ujan, sampe deodorant abis gue tempuh.. frustasi juga sebenernya, udh gak terhitung berapa kali gue mau akhirin hidup dgn cara konyol..
    Nyokap nuntut titel sedangkan gue kuliah udh mulai gak nyaman, walaupun jurusan yg gue ambil adalah kemauan gue sendiri. Fokus untuk satu tujuan susah nya minta ampun.. dan ketika nyoba fokus, eh gagal mulu… bosen nangis bosen nyoba berulang kali.. karna kunjung ada hasil nya.. yg bikin gue iri sama mereka yg bisa ngampang ngerengek ini itu sama emak bapak nya, dan ho’oh aja ..
    Dan bilang kenapa gue gak seberuntung mereka :'<

    Dan berkat tulisan ini menggubah pola pikir gue buat menjadi kan rasa iri jadi motivasi.

    Kalo gue lolos, lo orang pertama yg akan gue temuin se-kembali nya gue ke Indonesia.

  42. Hallo koh.. Aku udah baca post ini berkali-kali. Dan berkali-kali itu pula aku tertampar. Sebagai mahasiswa farmasi yang dibekali banyak banget teori dan praktek di kuliah, jujur, aku baru ngerasa ‘klik’ sama jurusan ini setahun belakangan. Ya, tepatnya pas masuk semester ke-6. Telat banget ga, sih? Haha.. Sekarang aku di semester akhir. Umur 21 tahun. Sebelumnya aku kuliah sih rajin tapi berangkat karena itu emang kewajibanku, bukan passionku. Nyesel? Iya. Tapi aku ga terlalu menyesalinya. Buat apa? :) Sekarang, aku sedang dan masih berusaha mencari hal yang benar-benar menjadi passionku. Beruntung aku pernah mendapatkan mata kuliah yang bisa membawaku berwirausaha. I’m going to be an entrepreneur. :) Itu impianku. Dan aku akan berusaha keras mewujudkannya. :D

  43. nyengir sendiri baca ini. Dan gue ngerasa beruntung ngerasain namanya didalam The Struggling Room disaat usia 19-20thn. belom tentu temen gue yang sukses duluan ngerasain namanya didalam The Struggling Room. And finally i found my passion. Dan sekarang lagi terus berusaha untuk ga peduli apa kata orang tentang postingan instagram gue yang sehari bisa 4 kali posting hasil karya gue. i just do what i love.

  44. Lagi di kosan mager mageran dari kemarin. Jadi semangat kelarin kerjaan dan terima duit buat bayar kuliah. Haha. Thankyou bapak yg udh bikin tulisan ini.

  45. Oke, postingan ini berhasil “menyentil” gua hahaha. Di usia 21, masih belum menemukan passion gua dimana. Bener sih , kadang merasa iri liat temen2 lo pada berhasil tapi itulah yg menjadi motivasi buat diri gua sendiri, “mereka bisa, gua pasti bisa”. Kita manusia sama2 punya waktu 24 jam sehari, yang membedakan adalah bagaimana kita memanfaatkan tiap waktu tsb. Tq koh, sgt memotivasi :D

  46. Thank you for your magic words kohh. Kadang yang bikin ngedown malah orang-oramg terdekat sendiri, mereka lupa kalo setiap orang harus melalui proses yang kadang lama, kadang bisa juga bentar. Yah intinya kita semua lagi perjalanan menuju ke masterpiece.

  47. Dont worry,y’all….
    1.life is too short so enjoy (almost) every single days
    2.the other grass always greener

    Gw 32 tahun, i know i am the oldest in this planet…,i mean this blog. Ngapain lg ini ibu2 disini ?….but based on my experience,twenties is the most amazing and complicated decade of life.in thirthy you more acceptable to what you are. You dont ever give a damn with the other opinion about you anymore.whatever.

    Seperti langit pasti ada lapisan awan diatas dan dibawah kita.there a moment you want to forever young or on opposite die young.

    Embrace your self. Au revoir.

  48. Dan gue tahun ini ada di umur 20 tahun pas alias ya Tuhan, gue bakal kelabakan di umur segini kah?:”

  49. bang, thanks a lot for tulisannya! gue tahun ini 22 tahun dan sedikit tercerahkan karena sekarang saya lagi di dalam struggling room ini. sumpah, gatau mau kemana dan ngapain. ditambah lagi, baru2 ini resign dari kantor karena kek bang alex gitu ‘masa iya mau terus2an di depan meja kantor 8 jam lebih, berangkat subuh-pulang malem, libur juga ga berasa libur’ dan akhirnya mutusin resign. parahnya, ngelamar tempat lain yg udah 90% bakal keterima taunya batal dan makin ngedown. skrg yg lagi nganggur ini pun terus dibuat makin stres sama orang rumah yang terus2an nanya “terus mau ngapain abis ini? blablabla” sungguh. hampir tiap malem nangis. capek banget. mau curhat ke temen, tapi temen udah pada sibuk masing2.. T_T saya pengen banget ngelakuin hal yang saya suka, pengen mendalami itu semua. tapi sering kali clash sama keluarga, akhirnya baru mau melangkah, jadinya mundur lagi..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *