Ah, sepotong nukilan dari buku gue, The Not-So-Amazing Life of @aMrazing.
Mari dibaca, mari mariii…
Akhirnya, kawan baik saya, Alexander Thian, akan segera merilis buku solonya. Alex pastinya adalah orang yang paling berbahagia karena berhasil merampungkan buku solo ini. Namun, saya adalah orang yang bertepuk tangan paling keras melihat dia berhasil menyelesaikan buku ini.
silakan diintip nukilan dari buku solo perdana Alex: The Not So Amazing Life of @aMrazing. :)
“Mengapa saya harus marah, Pak?”
“Rama memang begitu, Dek. Dia punya dunia sendiri. Dunia yang bahkan tak bisa dimasuki kakak-kakaknya. Cuma saya yang bisa menyentuh Rama tanpa ia menjerit dan tantrum. Teman sekolah, guru, kakak-kakaknya, tak ada seorang pun yang bisa menyentuh Rama.”
“Saya ngerti, Pak. Saya pernah baca tentang autisme….”
“Membaca dan mengalami. Dua hal yang sangat berbeda, Dek. Saya sudah kenyang dicaci-maki dan diledek. Katanya, Rama autis karena dosa saya. Katanya, autis adalah penyakit kutukan. Lama-lama saya jadi bosan sakit hati.”
“Orang akan berkata apa saja untuk menjatuhkan orang lain, Pak. Yang saya lihat, Pak Soni bangga sama anak Bapak. Iya, kan?”
“Dia punya apa yang orang lain nggak punya. Dan menurut saya, autisnya Rama justru membawa berkah buat saya. Dua tahun yang lalu, saya bahkan nggak ngerti bahasa Inggris sama sekali. Gara-gara Rama, sekarang saya ngerti kalau dia mulai ngoceh pakai bahasa Inggris.”
Gue terkesima dan mulai memahami arti dari “blessing in disguise”. Selalu ada pelangi setelah hujan, dan selalu ada senyum di balik duka.
One response to “dummy seharga dua juta *)”
Can you be more specific about the content of your article? After reading it, I still have some doubts. Hope you can help me.