That Best Feeling Ever…


They said that happiness doesn’t leave scar. It’s true. That’s why it’s kinda hard to describe happiness. But one thing I learn: happiness doesn’t leave scar. It leaves good memories that wrapped you tight like a comfortable blanket. Whenever you close your eyes, remembering THAT moment, a smile is formed. That’s how Coldplay’s concert made me feel.

tahun 2012, setelah ngefans bertahun-tahun, gue menonton konser Coldplay di Sydney. Waktu itu album Mylo Xyloto lagi heboh-hebohnya dan tahun itu juga, ada pemutaran film konser Coldplay. Tentunya, segala antisipasi itu berbuah dengan manis. Tulisan konser Coldplay gue di Sydney bisa kalian baca di sini: .

Lima tahun kemudian, Coldplay kembali lagi. Kali ini dengan konser bertajuk A Head Full of Dreams. Mimpinya: Coldplay mau bikin konser di Indonesia. Kenyataannya, mereka mampirnya ke Singapore dan Filipina. Yawis. Rapopo. SG deket ini.

Saat tiba di National Stadium, antrean sudah mengular. Padahal konsernya masih sekitar 6 jam lagi. Berita yang beredar: konser dua hari di SG ini soldout. Gue langsung kebayang: buset di dalam panasnya kayak apa, ya….

Seperti biasa, konser dimulai dengan artis pembuka. Kalau di Sydney pembukanya The Temper Trap, maka yang di Singapore ini gue nggak gak inget siapa. Lagunya biasa, suaranya biasa, semuanya biasa. I just want my Coldplay and that’s it. And then magic happened. Lampu mendadak gelap. Jeritan histeris dari lima puluh ribu orang membahana. Gue memejamkan mata sejenak, merinding dari ujung kepala ke ujung kaki, lalu ikut larut dalam badai adrenaline.

Tangan yang terbelit xyloband menyala, dan satu stadium meledak dalam warna-warni cemerlang. A Head Full of Dreams, Yellow, dan Every Teardrop Is A Waterfall menggedor gendang telinga dan membuat kami semua bersatu dalam koor tanpa henti. Energi konser ini indah dan gila sekali.

Ketika semua tangan terangkat ke atas dan ketika confetti berjatuhan dalam bentuk bintang berwarna-warni berpadu dengan musik yang menghentak dan lighting panggung yang menghipnotis, kami semua larut dalam harmoni. Rasanya nggak bisa berhenti bergerak dan bernyanyi dan menjeritkan nama Coldplay. Yang namanya hawa capek sudah terbuang jauh-jauh, bahkan tidak terpikirkan sedetik pun.

The Scientist, Bird, Paradise, Always In My Head, Princess of China dan Everglow mengalun. It’s amazing how certain song can evoke certain feeling. We laughed, we jumped, we screamed, and we cried. Saat Everglow dimainkan, gue kembali merinding dan tanpa sadar menangis. Gak tau kenapa. Nggak lagi galau atau sedih, tapi nangis aja gitu…

Satu hal yang konstan dari Chris Martin: dia bernyanyi, loncat-loncatan, guling-gulingan, lari-larian, main piano, bercanda dengan penonton, sampai ngesot-ngesot. Lengkap. Tanpa kehilangan semangat dan energi dan tak terlihat capek, padahal jeda dari satu lagu ke lagu lain hanya sejenak.

Berada di kelas festival yang notabene dekat dengan panggung, memberikan vibe yang beda dengan nonton dari kelas tribun. Kalau di tribun penontonnya duduk, di standing PEN A mau pun B, penontonnya menggila. Teriakan yang gue dengar nggak pernah mengenal kata jeda, nggak ada penonton yang ngeluh kecapekan. Atmosfir malam itu, dipimpin Chris Martin, Jonny Buckland, Guy Berryman, dan Will Champion menggelegar, megah, dan bersahabat sekali.

Gue nulis di caption instagram gue begini:

“Watching Coldplay’s concert does not only mean you’re going to a place to see a band singing. It’s way beyond that. I see it as a big and warm gathering.
You get to see Jonny Buckland and Will Champion sing. You get to witness the coolness of Guy Berryman (omg he’s so good looking i feel like an ugly hyena!), and you get to see Chris Martin sang his heart out, running and talking to you — and not just basa basi busuk, but actually telling you stories. He even created a song about Singapore it’s so hilarious!

He is warm and friendly and the energy throughout the concert was always amazing.
Of course there will be confetti, multiple times! And balloons! OMG THOSE COLORFUL HUGE BALLOONS FOR US TO PLAY WHILE WE SING ALONG WITH THEM! And the lighting! And the laser play. And the songs. The songs are even better when you hear and see it live. I bet many will agree that Coldplay’s concert is one of the best concerts in the world. At least for me.”

So yeah, it was a really great night. Nonton Coldplay definitely masuk ke #MomenBerharga versi gue. Mulai dari pergi sampai pulang, perjalanan dan pengalaman gue selalu menemui kemudahan. Dapet teman baru, ketemu banyak teman lama, gak ada yang berjudul ribet ngurus ini itu. I think all vacation should be like this. Worry free and stress free. Kalian sudah punya app traveloka dan booking tiket serta hotel untuk liburan? Kalau belum you really should. I love everything simple and easy (plus lebih hemat, dan bisa bayar pake kartu kredit juga, ehem!) and traveloka is among them. If you need more info on this, lihat INI

Coldplay bilang mereka senang sekali di Singapore, dan akan kembali lagi untuk konser di sini. Mudah-mudahan, di masa depan Traveloka juga melayani pembelian tiket konser. Jadi semua di satu pintu gak pake ribet lagi haha! So, thanks Traveloka for making it easier, every time.

Kalau ada satu hal yang bikin gue rada gumun sebal: KENAPA NGGAK ADA FOTO GUE PAS KONSER COLDPLAY SIH. Adanya selfie di luar arena konser doang :)) Kan kzl dikit ya gak bisa pamer. Yang ada gue malah motoin temen-temen… ya sudahlah. Next time, selfie while Chris Martin is singing. *ditoyor*


3 responses to “That Best Feeling Ever…”

  1. Lho ada iklannyaaaa ?

    Fyi, band pembuka itu pake sound system yang beda dari penampil utama, gak boleh lebih bagus. Jadi kalo suaranya biasa aja, maklum. Rules dunia permusikan emang gitu dalam hal menggelar konser. Hehehe. :)))

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *