Category: maunya-sih-puitis

  • Aku. Kamu. Hujan.

    Aku. Kamu. Hujan.

    Aku dan hujan sedang berlomba. Siapa yang paling juara rintiknya. Seperti ombak yang pecah pada karang yang terkikis air. Seperti Yin yang menelikung Yang pada lingkaran tak berakhir. Rintik memoriku membasahi labirin-labirin kenangan. Seperti Peterpan yang tak beranjak tua. Seperti Kapten Hook dengan kait dan dendamnya. Seperti Yin yang tak bisa menelan Yang sampai akhir…

  • You and Me VS The World, No More.

    You and Me VS The World, No More.

    We hurt each other even in silent. We don’t need to say the words, our eyes were filled with pain already. Maybe it was love. Maybe it was lust. And maybe what hurt the most was the high expectation. The way we hurt each other just to show how we loved each other was tiring, wasn’t it? Memories…

  • Puisi-puisian

    Puisi-puisian

    Apakah berbicara dengan mata bisa menjamin hati tak lagi merasa? Jika mimpi-mimpi yang mengkristal tak lagi bisa dirasa, mengapa masih memimpikan mimpi yang menghadirkan sunyi? Mungkin aku akan memampatkan sunyi pada tabung malam, hingga ia akan mulai menyanyikan nada sedih pada kelam