Udah baca judul postingan ini? Udah? Udah tau Derawan itu makhluk apa? Pastinya, udah, dong. Terus kenapa nggak boleh ke sini? Sebenarnya simple, sih. Karena kalian nggak pantas untuk ke sini. Sekali lagi, jangan ke Derawan, Kakaban, Sangalaki dan Maratua, karena kalian nggak pantas untuk berada di sini. Kenapa?! APA ALASANNYA?! SIAPA ELO NGELARANG-LARANG? Okay, gue akan jelaskan dengan sederet foto.
Liat foto ini, deh. Mereka menghadap ke kamera. Ketawa-tawa. Di tas ransel mereka, ada baju kotor, kamera, peralatan mandi, dan … sampah. Yap. Orang-orang awesome ini pulang dengan membawa sampah mereka masing-masing. Sampah plastik bekas makan wafer, bekas soptek (?), dan bekas entah apalagi. Mereka, nggak kayak elo, elo, dan elo, nggak nyampah di laut. Liat kan, laut di Dermaga Derawan yang masih bersih ini? Bersih, kan? KAN?!
Nah, tolong jangan ke sini dan mengotori tempat ini.
Langit biru. Awan putih. Laut toska dan biru muda, tanpa sampah. Semuanya karena elo belum menginjakkan kaki ke sini. Jangan, deh. Ntar lautnya kotor. Memangnya kalian, yang baca postingan ini, udah bisa buang sampah di tempatnya? Memangnya kalian kalo abis ngerokok di pantai, puntungnya di simpan di tas? Nggak, kan? Kalian buang ke pasir pantai, kan? Jadi … nggak usah ke sini.
Cakep, ya? Rumah beratap warna-warni, senja yang sendu, manusia-manusia yang duduk-duduk di tepian dermaga, menanti matahari mengecat warna langit dan laut. Lo udah sering liat sunset di pantai, toh? Jadi… ngapain lagi ke sini?
Nah, udah mulai nih pertunjukan cahaya dari sang matahari. Kami semua duduk anteng di dermaga sambil menganga. Tapi kalian kan, nggak butuh pemandangan seperti ini, iya, nggak?
Kalian juga nggak kepengin liat aktivitas nelayan dengan kapal-kapal mereka yang membentuk siluet sementara langit dan laut makin menjingga, kan? Buat apa? Wong menghargai alam dengan nggak buang sampah sembarangan aja kalian nggak bisa…
Udah pernah dong, liat golden sunset kayak gini? Di belakang rumah kalian, tiap hari kayak gini, kan? Jadi nggak ada gunanya, dong, kalau kalian bela-belain terbang ke Tarakan, lalu menghabiskan waktu berjam-jam di boat yang bikin mabok, hanya untuk pemandangan begini? Kata anak gaul kayak kalian, ini ‘nggak worthed’.
Setelah ngasih warna jingga lalu emas, langit mulai menggelap karena matahari tambah turun. Tapi buat kami yang berada di sana, pesonanya malah bertambah. Kapan lagi elo bisa liat sinar matahari terperangkap awan dan membuat larik-larik cahaya jingga kayak gini? Sinar matahari jadi kaya senter raksasa yang disorotkan dari arah bawah, ya? Eh, tapi ngapain juga gue jelasin. Elo kan cuma peduli sama layar hape, bukan pemandangan kayak gini…
Kami bangun subuh. Pukul 4 pagi. Demi satu pertunjukan agung yang bernama matahari terbit. Sayangnya, pagi itu mendung sekali. Langit tertutup awan. Matahari ngumpet entah di mana. Namun, gue nggak sedih atau bete atau marah-marah. Nggak ada gunanya. Toh, pagi itu, sebagai pengganti sunrise, gue dikasih pelangi. Buat gue sih cukup. Kalo buat kalian… ah, apalah arti pelangi buat kalian. Gak penting.
Untungnya, siang itu cerah. Kalo kalian sih, udah pasti ngeluh kepanasan, ya. Aduh, panas. Aduh, item deh, gue. Aduh, sunblock gue tebelnya cuma dua senti! Kalo gue dan yang lain, kami mah demen-demen aja. Secara pemandangannya kayak gini…
…. liat gak betapa bersih lautnya? Nggak ada sampah, ya? Kalau kalian ke sini… Ih, ngebayanginnya aja gue sedih.. :(
Tuh, bersih, kan, lautnya? Nggak ada sampahnya, kan? Buat kalian yang demennya kena banjir karena nyampah di mana-mana, tempat ini adalah surga untuk dikotori. Please, don’t even bother to come.
Gue sih yakin kalo elo nggak akan berimajinasi dan membayangkan ada orang yang nggak keliatan yang lagi duduk di kursi merah ini. Lagian, buat apa? Toh elo juga nggak akan tertarik sama view kayak gini…
Mana enak, sih, berjemur di kursi kayu merah berderet-deret bareng temen-temen dengan pemandangan kayak gini?
Orang gila mana yang mau panas-panasan di terik matahari demi pergi ke ‘Maldives’-nya Indonesia, yaitu pulau Maratua? Ah, nggak menarik lah, ya, buat elo…
Siang-siang mendayung perahu kecil? Terus difoto?! IH. NGAPAIN COBA. Nggak ada bagus-bagusnya.
Gue sih yakin elo gak akan tertarik sama pemandangan kayak gini. Elo nggak akan bertanya-tanya kenapa warna lautnya bisa biru muda. Iya, kan?
Bayangkan jalan ke ujung dermaga itu, terus duduk di ujungnya. Aduh, capek dan males dan …. panas. Ntar kalian gosong, lho.
Coba, kita zoom sedikit ke arah dermaga yang sama sekali nggak cantik ini? Bleh. Membosankan. Langit biru dengan awan putih selembut kapas? Membosankan. Laut biru muda? Meh, totally dull.
Selfie tanpa make-up sama sekali? Yakin kalian mau? Apalagi dengan latar belakang jelek begini? Mendingan juga duduk-duduk cantik di ruangan ber-AC nan adem, kan?
Snorkeling itu nggak ada gunanya. Percayalah. Ngapain sih, ngeliat kehidupan di bawah laut yang berwarna-warni? Ngapain juga harus peduli sama ikan yang warna-warni yang berenang riang gembira? Toh mereka nggak ngasih kontribusi apa pun ke hidup elo. Ye, kan?
Lo pasti nggak akan suka bangun pagi-pagi terus liat sunrise kayak gini. Langitnya sedikit ungu. Suhunya masih dingin. Manalah kalian mungkin merinding liat matahari perlahan-lahan muncul dari laut?
Dan… masak iya sih, ada yang tertarik menyaksikan langit yang makin lama makin ungu? Siapa yang mau liat laut yang tadinya gelap total perlahan-lahan menampakkan kehidupan dan memantulkan cahaya biru, ungu dan pink? Ah, sudahlah. Nggak seru buat kalian.
Hellooooow, sapa juga yang peduli dengan warna jingga, biru, pink, ungu dan kuning di langit dan laut dan siluet perahu-perahu nelayan ini di saat subuh? Mendingan juga tidur.
Terus, mainan di air? Siang-siang? Ih, malesin banget. Udahlah basah, airnya asin, abis maen air harus mandi lagi, rambut jadi lepek dan nggak nge-hits, manalah enak, iya, kan? Oh, have I told you di pantai ini sampahnya nyaris tak ada? Jadi… apakah gue udah berhasil meyakinkan kalian untuk nggak jalan-jalan ke Derawan? Udah? Atau masih kurang? Oke…
Pergi beramai-ramai, bersama orang yang elo nggak kenal, yang kepribadiannya berbeda-beda, berbagi tawa dan saling foto, dan pada akhir trip malah menjadi teman? Ah, mana lah elo mau. Konsep kayak gini, nggak cocok buat elo, kan?
Now, have I convinced you about not going to Derawan? Now you know, Derawan bukan tempat untuk kalian yang nggak suka panas-panasan, yang hobinya nyampah sembarangan, yang nggak suka liat pantai-pantai dengan air laut yang bening, yang nggak tertarik sama ‘Maldives Indonesia’, yang keberatan menempuh perjalanan panjang dari Jakarta, dan terutama, yang nggak suka bersenang-senang dan menambah teman.
20 responses to “JANGAN KE DERAWAN! JANGAN!!!”
Pantainya bagus banget.. Semoga suatu hari nanti bisa berkunjung ke sana.. :’)
FOTO DAN KALIMAT NYAAAAAH KOMPOR BANGEEEEET….!!!
*sengaja pakai huruf kapital
baca cerita ini bikin terharu sekaligus merinding… :”).
meski aku lebih seneng mengunjungi tempat sejarah kaya benteng atau museum.. tapi mungkin pergi ke pantai bisa jadi pilihan menarik. :). thanks buat tulisannya,.
Wokeh,,, langsung masuk list destination untuk awal tahun depan…!!!! Hehehe….
Pake biro perjalanan gak meran kesana ? Apaan ?
Azeg! Sayang gue pas ke sana musimnya jelek pas hujan, same case pas gue ke Karimunjawa. Kayaknya kurang jodoh sama laut, hahaha.
Semakin panas buat ksana…thx Amrazing
:( so envy,,,,
Duh, sepertinya itu surga turun ke bumi. Jadi yang jorok-jorok sebaiknya emang gak usah datang ke sini, polusi
Kalau boleh tau, selama di derawan, habis biaya berapa ya? (:
bantu infoin..
penginapan ada yg 250 rb/mlm itu foto yg paling atas penginapan milik pak sanusi,
makan sekali makan 25 ribu, keliling 3 pulau salah satunya yang ada di foto tersebut di maratua island (yg banyak bangkunya itu resort punya malaysia sandar disitu bayar), kakaban island, sangalaki island, itu harga sewa per boat isi 5 orang 1,5 jt, isi 10 org 3 jt, jadi biar dapet 300rb/org harus penuh boat nya kalo bisa, bisa juga gabung sama orang lain kalo ada disana,
sewa alat snorkling 50 rb / set / orang..
buat guide 250 rb/hari biar aman saya rekomendasiin harus sewa.. soalnya dia yg tau spot aman dan tidak aman untuk snorkling..
semoga membantu…
Halloooo there, maaf kalo boleh bagi info punya contact org yg bisa menyewakan water villa nya kah ? Terimakasih :)
Waaah, semakin gak kepingin wisata ke uar negeri nih aku, soalnya wisata bahari di Indonesia JAUH LEBIH BAGUS dibanding luar negeri..
Semoga nggak banyak yg tau ya, kalau di sini ada wisata yg sangat menawan, biar tetep bersih pantainya, biar ntar kalau aku ke sana, aku cuma sendirian, kayak pulaunya aku yg punya..
aaah kereeeen banget koh :(
gambarnye nonjok, tulisannye nusukkk! makin jontor lagi karna pengen kesana. dan gue bakal bikin panji tulisan “GUE PERGI TANPA NYAMPAH” trus tuh tulisan gue kirim ke lo. Haha. :D
Fotonya cool. Tulisannya agak norak sih..
Maak, songong kali abang ini ah, keren sih tempatnya, keren kali pun malah, tapi abang ini songong :(
aleeeeeeeeeeeeex! aaaaah *menatap nanar*
Duuh fotonya bikin envy bangeeeeeeeeeet, semoga bisa kesanaaa
Your article helped me a lot, is there any more related content? Thanks!
Your point of view caught my eye and was very interesting. Thanks. I have a question for you.