Bagaimana Menjadi Orang Kaya


Pasti ada saatnya ketika kita bengong dan merenungi hidup dengan berbagai pertanyaan, dan salah satu yang paling sering muncul adalah: ke manakah gerangan uangku pergi? Perasaan duit gue ada segini, deh. Tapi ngapeh jadi tinggal segindang, sih? Gue pake wat aposka, ya? LAH GUE KAN ABIS GAJIAN KENAPA DUIT TINGGAL SEGINI?! Aduh, gue kan cuma jajan ini… terus jajan itu… abis itu beli gelang yang lucu ini … udah gitu doang! Eh tapi gue juga beli lipen deng. Siapa suruh shadenya keren kan jadi gak tahan. ngg… apa lagi ya… ngg… kok gue lupa… Lalu buat yang cowok: lah gue kan cuma ke bengkel nambahin sticker dan ganti knalpot doang… gue cuma beli kartu memori baru kok buat kamera gue, terus… terus … ngg… apa lagi sih? kok gak meksens duit gue abis…

Megang duit itu kayak megang air. Gak berasa tau-tau abis dan nggak tau abisnya buat apaan. Gitu? Iya? Ngaku, lo.

Begitulah. Gue sering sekali merenungi hidup dengan pertanyaan di atas, memikirkan ke mana larinya duit gue sambil ngopi di cafe mahal sementara jari klak-klik-klak-klik website airlines yang menawarkan tiket mure ke yurop. Kalian pasti kepengin ngeplakin pala orang yang ngeluh duitnya lari ke mana padahal dianya boros mintak ampun, kan? Atau, kalian sendiri salah satu dari golongan itu? Mari, bergabunglah bersamaku dan kita akan menaklukkan dunia dari bangku cafe mihils itu.

Let’s say, gue kepengin ada alokasi khusus untuk jajan sehari-hari. Misalnya, sebulan gue cuma boleh jajan sebesar sejuta; udah termasuk nongtong di bioskop, ngafe, kumpul-kumpul syantiek, pokoknya semua yang berkaitan dengan begaul. Lalu, gue kepengin ada alokasi khusus wat jalan-jalan. Misalnya, alokasi dana ini hanya bisa gue pake senilai 10 juta setahun, gak boleh dipake untuk kebutuhan lain. Lalu, gue juga kepengin alokasi khusus untuk bayar tagihan. Misalnya, duit buat ibu yang beberes rumah, cicilan mobil, dan cicilan gengsi (you know, the one where you’re tight on money but all your friends are hanging out at this cool new place and you don’t wanna miss out but you’re running out of budget… (yes it happens shut up))

Kemudian dengan cerdasnya gue naro duit di satu tabungan doang. Lalu yang terjadi adalah seperti ilustrasi di paragrap pertama. Duit abis gak tau ke mana. mua ha ha ha hu hu hu -__-

Sambil minum caramel macchiato (gue beli dengan alasan ada program buy one get one padahal mah bayar-bayar uga…), gue dikasih tau seorang teman (identitasnya rahasia, tetapi sebut saja namanya Chika (gak pake bandung) dan id twitternya @chikastuff) untuk pake produk baru Jenius. FYI, Jenius itu sebuah app yang akan mengubah hidup lo jadi lebih baik, mulai dari transfer duit ke aku (kalau mau, sih wkwk), bayar tagihan, sampai mengatur keuangan dengan cara simple dan aman. (seriously, go download this app if you haven’t) Beberapa bulan yang lalu, gue memang bikin Jenius card, sih, tapi ya udah, memudahkan hidup tapi gak segitunya juga. Lalu, chika ngasih tau tentang x-card.

“Pake x-card, Lex.”
Gue menatapnya dengan sebal. Ini apa lagi yawla…
“Kalo xxx-card aja ada gak, Chik?”
*ditoyor pake meja cetarbaks*
“Ini biar kamu gak boros!”
*perhatian gue beralih dari foto corgi lucu ke muka chika yang lucu*
“Jadi kamu bisa bikin x-card tiga bijik…”
“Tapi bijikku cuma du…”
*ditoyor pake senayan city*
“IYE GUE DIEM DAN DENGERIN DEH. GALAK AMAT SIK…”
“Jadi ya, kamu kan udah punya m-card Jenius, kan?”
Gue mengangguk, nggak berani komen karena takut abis ini ditoyor pake kota Jakarta.
“Nah, Jenius tuh ngeluarin produk baru. x-Card, namanya. Sumber dananya dari M-Card kamu yang bisa kamu bagi ke maksimal tiga x-Card.”
“Mmm hmmm….”
“Misalnya, kamu isi x-Card ijo duit sejuta setengah buat jajan. Yawda, jajan kamu sebulan cuma segitu. Terus x-Card Ungu kamu isi sepuluh yuta buat beli tiket jalan-jalan. JANGAN PAKE KARTU UNGU BUAT JAJAN NANTIK KAMU GAK ICA JALAN-JALAN! Lalu, X-Card biru kamu pake buat bayar cicilan. Enaknya, semuanya bisa kamu atur langsung dari akun Jenius kamu. Jadi duitmu ada di satu sumber tapi kamu pecah ke beberapa tempat, biar kamu gak sembarangan jajan.”
“Tapi kamu abis jajan lipen, Chik…”
Gue menunjuk kantung kertas warna gonjreng dan Chika langsung mendelik padahal matanya udah gede. Kebayang gak seremnya konfrontasi cewek yang hobi dandan atas hobi dandannya?
“INI DARI X-CARD KHUSUS JAJAN KOSMETIK!”
“KAMU PUNYA DANA KHUSUS BUAT JAJAN KOSMETIK?!!!”
“DIAM!”
Oke. gue langsung mingkem.
“Nah… lanjut, ya. Kalau duit di x-card-nya abis dan kamu kepengin Top-Up, bisa langsung dari akun Jenius. Kalau duitnya lebih dan mau kamu balikin, bisa kamu transfer balik ke akun… KOK KETAWA SIH?!”
Gue menghabiskan tawa dan menjawab, “Yang ada belum dua minggu udah abis, Chik, bukan malah balikin duitnya ke akun utama wkwkwkwk…”
Chika menghela napas. Berusaha sabar. Gue bersiap-siap ditoyor tapi ternyata Chika malah merem. Kayaknya doi bermeditasi biar sabar ngadepin gue.
“Bikin!”
“Bikin apa?”
“x-Card!”
“Supaya apa?”
“Mau jalan-jalan akhir tahun, gak?!”
Tanpa ba-bi-bu, gue langsung bikin. Psychologically, kalo liat duit di tabungan masih lebih dari cukup, kita cenderung abai dan anggap enteng dan mikir ah masih ada ini duitnya. Tapi kalau udah dijatahin, kita cenderung lebih berhati-hati so i thought gak ada salahnya juga dicoba.

Later on gue dikasih tau kalau si x-card bisa dipake layaknya kartu debit, transaksi belanja online dan offline. Dan satu lagi, kalau mau (inget ya, kalo mauuuuuu), si x-card bisa dikasih ke orang yang kamu sayang. Misalnya nih yaaaa… Kamu punya anak usia 16 yang udah hobi dandan terus kamu bosen dimintain duit mulu. Isi aja satu x-Card lalu kasih ke dia dengan ancaman: ini jatah sebulan kalo dua minggu abis kamu tidur di teras! Atau, misalnya kamu adalah seorang ayah gula dan ingin ngasih jajan ke cemcemanmu ((((cemceman)))). Ya silakan aja. Atau kamu maw jadi ayah gulaku dan kasih aku x-Card dengan nominal yang cukup buat keliling dunia, ya aku bisa bilang apa kalau kamu maksa, iya kan?

So now I’m waiting for more or less two weeks to receive my x-Cards. Mudah-mudahan ada ayah gula… eh, mudah-mudahan pertanyaan bodoh seperti “duit gue kabur ke mana ya?” gak akan terulang lagi, jadi gue mulai bisa memproyeksikan diri menjadi orang kaya. Okay. Sekian.

Untuk info lebih lanjut mengenai Jenius X-Card, coba ke sini: Jenius!
Masih ndak ngerti? Cobak mensien Jenius di akun twitternya


4 responses to “Bagaimana Menjadi Orang Kaya”

  1. Thank you for your sharing. I am worried that I lack creative ideas. It is your article that makes me full of hope. Thank you. But, I have a question, can you help me?

  2. Bwer Company is a top supplier of weighbridge truck scales in Iraq, providing a complete range of solutions for accurate vehicle load measurement. Their services cover every aspect of truck scales, from truck scale installation and maintenance to calibration and repair. Bwer Company offers commercial truck scales, industrial truck scales, and axle weighbridge systems, tailored to meet the demands of heavy-duty applications. Bwer Company’s electronic truck scales and digital truck scales incorporate advanced technology, ensuring precise and reliable measurements. Their heavy-duty truck scales are engineered for rugged environments, making them suitable for industries such as logistics, agriculture, and construction. Whether you’re looking for truck scales for sale, rental, or lease, Bwer Company provides flexible options to match your needs, including truck scale parts, accessories, and software for enhanced performance. As trusted truck scale manufacturers, Bwer Company offers certified truck scale calibration services, ensuring compliance with industry standards. Their services include truck scale inspection, certification, and repair services, supporting the long-term reliability of your truck scale systems. With a team of experts, Bwer Company ensures seamless truck scale installation and maintenance, keeping your operations running smoothly. For more information on truck scale prices, installation costs, or to learn about their range of weighbridge truck scales and other products, visit Bwer Company’s website at bwerpipes.com.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *