Gerah gak sih, setiap kali buka timeline, selalu ada aja hawa negatif menguar seperti bau ketek abang ojek yang rela nggak mandi tiga hari dan gak pake deodorant seminggu karena mereka anggap itu adalah cara mendapatkan pelanggan lebih banyak?
Gerah gak sih kalo setiap kali buka timeline, adaaaa aja yang ngeluh tentang hidupnya yang gak sempurna, percintaannya yang selalu gagal, uang jajannya yang selalu kurang, kerjaannya yang gak sesuai dengan apa yang dia mau, bosnya yang lebih kejam dari ibu tiri Upik Abu, keteknya yang selalu bau… *bentar, kenapa gue bahas bau ketek mulu, ya…*
Now I don’t wanna be a motivator here, I just want to say, segala macam keluhan yang beredar baik dari diri elo, maupun dari orang-orang di sekitar elo, nggak akan membuat segala sesuatu lebih baik.
Let’s say, elo bete banget karena hari ini cuacanya sangat panas. Elo gak dapet angkot karena setiap angkot penuh sementara elo udah nunggu berpuluh-puluh menit lamanya di pinggir jalan yang puanasnya kek ngeliat mantan pamer pacar barunya yang lebih cakep dari elo. Pas ada ojek, eh ada orang lain yang loncat dulu ke pangkuan abang ojek dan mereka pergi menyongsong matahari senja, meninggalkan hadiah berupa debu-debu intan di wajah elo. Dandanan elo yang tadinya kece, makin lama makin gak berbentuk karena udah kecampur sama keringet dan debu dan asep knalpot segala macam kendaraaan. Seakan belum cukup, elo mendadak keingetan sama video absurd Syahrini yang, “I feel freee~~~”
Tambah bete kan, lo? Udah gak dapet angkot, mau naik ojek malah dicurangi sama orang lain, kepanasan kena debu dan keringetan, ditambah bonus flashback video Instagram Syahrini yang bikin sirik dan empet.
Nah, kalo kasusnya kayak gini, boleh gak ngeluh? YA BOLEH, LAH. Gile aja kalo udah kayak gitu gak boleh misuh-misuh tukang ojek yang tak berperikeadilan karena memutuskan mengangkut orang lain ketimbang diri elo.
Mengeluh itu manusiawi banget, kok. Wajib malah.
Yang jadi masalah adalah, mengeluh terus menerus, sepanjang hari setiap waktu gak peduli musim panas musim dingin musim salju maupun musim duren.
Nah, apa gak capek hati? Yang dengerin keluhan elo aja capek dan kepengin nampol, apalagi elo sendiri sebagai pelakunya?
Gue termasuk orang yang jarang ngeluh. Selain emang woles dari sananya, gue juga udah tobat. (ini bukan humble brag, gue emang owsom, kok.*plak*)
Gue ngeluh kalo lagi kumat aja. #eaaaa
Karena gue tau, ngeluh melulu nggak menyelesaikan masalah.
Karena gue tau, ngeluh melulu cuma kerjaan orang lemah.
Karena gue tau, ngeluh melulu malah menambah beban di hati.
Karena gue tau, ngeluh melulu akan berujung pada sirik pada nasib orang lain yang lebih beruntung ketimbang gue.
Karena gue tau, ngeluh melulu cuma akan bikin energi berkurang, bikin mood tambah drop, dan bikin rezeki menjauh.
Ya iya lah, gimana rezeki nggak tambah jauh kalo kerjaan gue cuma ngeluh doang. Yang lain udah bikin buku baru, gue masih berkutat dengan keluhan gue yang gak kelar-kelar. Enak? Nggak. Asik? Nggak. Bikin capek hati? Iya banget.
Gue inget pernah dikasih tau gini:
Sebenarnya setiap orang bisa berbahagia dengan cara mereka masing-masing. Sebenarnya setiap orang yang berbahagia adalah orang-orang yang bergaul sama orang yang kadar energi negatifnya rendah. Masuk akal, sih.
Coba, deh, kalo misalnya geng elo adalah geng yang kerjaannya ketawa-ketiwi tapi bukan ngetawain kesialan orang lain, bukan ngetawain fisik orang lain, bukan ngetawain ketidakberuntungan orang lain. Elo bergaul sama geng yang suka ngobrolin solusi ketimbang ngegosip dan “nyinyirin” orang. Elo bergaul sama orang-orang yang lebih memikirkan di masa depan mau jalan-jalan ke mana ketimbang ngomongin sumber dana orang yang kerjaannya jalan-jalan melulu yang berujung pada suudzon darimana orang itu dapet duit. Elo bergaul sama orang-orang yang kalo ada masalah mendingan diselesaikan sendiri, di kalangan internal doang, ketimbang ngeluh-ngeluh gak jelas di sosial media just because kepengin dapet simpati. Elo bergaul sama orang-orang yang memilih untuk hidup realistis positif ketimbang orang yang skeptis-sinis-negatif.
Apakah otomatis elo jadi lebih bahagia? Pasti.
Pernah denger ungkapan, birds of the same feather flock together? Nah, begitu juga dengan pergaulan.
Lihat lima orang terdekat elo, mereka adalah cerminan hidup elo sekarang dan di masa depan. Maksudnya gini. Misal, elo punya lima teman dekat yang pekerja keras, yang nggak hobi ngeluh, yang suka olah raga, yang kompetitif, yang saling support, yang ada buat elo ketika elo ada masalah, yang rasa empatinya besar, yang suka ikut kegiatan sosial, yang punya proyeksi masa depan, yang lebih suka jalan-jalan ketimbang ngegosipin orang, yang asik diajak ketawa-ketiwi, yang nggak mendadak nongol kalo elo lagi tajir tapi ilang kek ninja kalo elo lagi susah, yang tetap jadi teman elo walau elo rada alay, yang memotivasi elo untuk jadi orang yang lebih baik. That’s who you are in the now and in the future. You see yourself in your best buddies. Kalian saling memengaruhi. Birds of the same feather flock together, remember?
Kalau elo ngerasa hidup elo lebih banyak susahnya, lebih banyak sedihnya, lebih banyak ngeluhnya, lebih banyak betenya, lebih banyak nggak bahagianya… Tandanya elo harus mulai bertanya, menelaah, dan mengamati: apakah elo juga bergaul dengan orang-orang yang punya masalah yang sama? Orang-orang yang memang kerjaannya ngeluh doang ketimbang nyari solusi? Orang-orang yang bukannya bikin elo tambah seneng tapi malah bikin elo tertekan karena kerjaannya ngomel dan semua hal salah di mata mereka?
Apakah elo ngerasa dengan bergaul sama mereka, maka elo otomatis bertambah keren sekian persen karena menurut elo, mereka-mereka ini ‘kritis’?
Kritis itu nggak sama dengan sinis dan skeptis.
Orang-orang kritis adalah orang-orang yang cerdas yang mempertanyakan hal-hal yang sepatutnya dipertanyakan, yang bisa memberikan kritik sekaligus solusi dari sebuah masalah, yang nggak melulu memandang hidup dari sisi negatif. Orang-orang kritis bukan orang-orang yang negatif dan sinis. Beda. Banget. Mbak. Bro.
Everybody deserves to be happy. You think there’s something wrong about your life? Fix it. Change it. Whining about it won’t do you any good.
And you know what? You, don’t need anybody to make you happy. Instead of depending on someone else, why don’t you create your own happiness? It could be as simple as realising you’re still breathing, that you’re given another day to live, that you’re given another chance to do something good for yourself or for people around you.
Hal penting lainnya, lepaskan diri lo dari pengaruh negatif orang-orang di sekitar elo. Jangan takut dikatain cemen hanya karena elo mau cari suasana baru, suasana yang lebih segar, suasana yang jauh dari hawa negatif. Toh, bukan mereka yang ngasih elo hidup. Bukan mereka yang menentukan apa yang harus elo lakukan dalam hidup lo.
Timeline elo nggak menyenangkan karena banyak yang kerjaannya marah-marah, ngomel, nyela, nge-bully dan hal negatif lainnya? Sudah saatnya elo ganti following. Kalo ada temen yang ngamuk karena elo unfollow, then it only means mereka memandang pertemanan kalian dari follow-unfollow doang. Like, seriously? You wanna be friends with this kind of people? Toh kalo mereka emang beneran temen, mereka nggak akan mempermasalahkan hal sesepele follow-unfollow. Mereka nggak akan ngamuk dan sakit hari dan ngata-ngatain elo baik secara langsung maupun nomention jika diunfollow. Masih ada whatsapp/bbm/sms/telpon/line/kakaotalk atau yang lebih sakti: ketemuan secara langsung dan ketawa-ketiwi. Kualitas pertemanan nggak pernah dilihat apakah kalian saling follow atau nggak, kok. Serius.
Life should be lived as simple as possible.
Lingkaran pertemanan udah nggak sehat? Do not be afraid to start a new circle of friends. People who would make you better than you are now. People who see your potential and help you achieve your best. People who are not weighing you down. People who perceived you as a human, not as an object. People who would accept your flaws instead of mocking you and shattering your self-esteem. People who would grow together with you, not bringing you down because they feel miserable about themselves.
You. Deserve. To. Be. Happy.
45 responses to “You Deserve To Be Happy”
Koh Lexy, I’ve been asking these days, questioning my life why I have to live life this way. I do complain but I never really make any differences about it. Thankyou for this little reminder that I should focus to the solution, living my life the way I want to be instead giving others power about whether I should be happy or not. Thankyou for reminding that I should focus more to the positive side in life.
Have a good day, Koh Lexy!
Dear Andrea,
I currently feel the same with you and got those exact insights as yours after reading this post. Glad to know that I am not alone, and even gladder to know that we have faith to make life better and working on our emotion to be happier.
I know that we don’t know each other but I pray that we (and the rest of others who read it and feel the same) could make it happen. We deserve to be happy.
Thank you very much for the enlightenment, Koh Lexy. God bless you!
Gimana kalo gak bahagianya karena ga punya temen karena susah bergaul koh?
Baca lagi di atas. Gue nulis gini:
You think there’s something wrong about your life? Fix it. Change it. Whining about it won’t do you any good.
Ooo yea! Yes I am koh! The post is really really my mood booster this morning.
Apa lagi semalam mimpi buruukkkk bgt.. about how mw ex ruins my life
Sukak bgt koh :)
Makasih untuk sarapan pagi inspiratifnya :)
Itu bener pake banget, Koh.
Mengeluh itu menggerus energi positif kita.
Jadi, buat apa dipelihara kalau cuma bikin tekor? :D
Paraah ini bener abis. Kadang kl kebanyakan ngeluh tuh bisa panas sendiri dan kt nyebarin aura/ hawa2 panas ke yg lain juga. Tentu saja adanya mrk makin risih sama kita (been there done that.hahaha)
Spread Positive energy, spread Happiness.
Cheers!
I always love the way you “nampar”.. little thing but it can change our lives.. kamchia kokoh.. :)
Punya banget temen yang ngasi aura negatif. Ga di bbm, twitter, fesbuk, bawaannya curhat muluk. Dikasi tau yang bener, gamau berubah. Yoweis #akurapopo, sakarepnya aja hahaha. Capek hati, koh :’>
Sekarang punya teman dari 3 kalangan. Ada yg utk hahahihi, ada yg utk kerja sosial, ada yg utk galau bareng. Tapi makin kesini merasa tidak nyaman, karena masing-masing minta perhatian lebih. Tidak ada waktu utk diri sendiri. Bahagia bergerak semakin jauh.
Pas banget, lagi ada di pertemanan yang nggak sehat dan sedang mencoba untuk keluar tapi ditahan rasa bersalah karena udah temenan bertahun-tahun. Tapi setelah baca ini jadi yakin, kebahagiaan diri sendiri lebih penting dibanding bertahan sama orang yang gak bikin kita bahagia :’)
Gimana kalo energi energi negatif itu datengnya bukan dari temen, tapi malah dari keluarga ? o.O
Koh jawab ini donk, ini aku banget niii…
Jangan-jangan gue selama ini begitu koh..tapi gue nggak nyadar-nyadar.
Gue tadinya berpikir gini koh, “sebisa mungkin gue nggak akan ngeluh”. Tapi ternyata nggak bisa dan imbasnya, gue meledak belakangan. TL twitter penuh spam. Stat fb apalagi, bikin orang-orang sekitar eneg. Saat ini pun, gue masih “proses”. Gue pengen bisa “ngeluh” tapi wajar dan gak berkepanjangan.
Lex, I just want to ask your opinion. Gue nggak cocok dengan circle pertemanan di lingkungan sehari-hari, jadi gue milih menjauhkan diri dari orang-orang yang gue temui tiap hari. Di satu sisi, gue merasa lebih nyaman dengan nggak perlu pura-pura. Di sisi lain, orang ngejudge gue nggak mau bersosialisasi. And they always question me ‘Why are you so quiet?’
So, do you think it’s a wrong thing to do?
koh jawab yang ini koh. i do feel the same.
Sukaaa ama postingan ini :’)
Kalo lagi punya banyak masalah sih gue lebih milih jauhin dulu semua media sosial yang gue punya.
Wah, izin share ya buat ke murid-murid unyu yang suka galau akut! :D
koh, honestly i cry~
krna aku abs ngrasain punya temen hobinya seneng2 hura-hura tp ga ada pandangan ke depan mau gmn…
asal kumpul2 aja…
pas akhirnya aku mulai kurangin kumpul ga jelas demi skripsi aku, mereka langsung omong ga jelas…
padahal di lingkaran itu mayoritas cowo, tp mereka justru gosipin aku di belakang, yg bilang aku dikekang pacar, pengen eksis doank, numpang terkenal dll….
dih~~~~~
jd skrg aku tau kualitas mrka, dan aku mulai bisa membatasi sejauh mana aku bergaul dengan mereka…
+tambah ngerti buat mencari teman yg terbaik bagi kita itu gmn~ :))
heheheh, sekian dr aku
Actually lately I’ve been having the same feeling about a friend of mine.
We used to be close, i look up to her as a sister. But there’s a time when i not seeing her as often as i used to be and i hang out with different people, i starting to realize what a whining person she can be.
I agree that human is not perfect, shits happen and we need to whine or at least do something as catharsis. But what she’s been doing is way too much.
Now i really feel grateful for my decision to stay away, ignore all the things she said about how I’ve been distant. But i feel good and happy. And i like being happy and surround myself with positive people.
As for the negative thing, I learn it from you actually Koh, IGNORE THEM. We need to love ourself first to be happy and how can we be happy if all we hear is only whining?
Sorry if its too long, aku jd curhat :)
Kokoh… Pas baca judulnya terus baca caption yg bahasa inggris langsung pengen “humming” and bikin vidklip di youtube.
Kok bisa keingetan sih ehehehe.
Artikel nya menu sarapan pagi banget. Peringatan dan keplakan sandal setelah banyak upaya denial alarm yg udah berdering2.
I just need a little push to fly. On the way to change it and fix it. Mari Semangaatt!!!!
*baca postingan keduakalinya sambil sruput hot chocolate sambil ngumpulin Stok senyum
Ko gimana donk kalo kasusnya orang yg bikin kita happy justru malah ngebuat kita down bgt, happy disini dia tu spread positiv energy buat semua org termasuk aku kaya suka senyum, ramah pd setiap orang, mau menjauh dr temen yg kaya gitu tapi eman banget soalnya dia punya positiv energy itu…
Alhamdulillahny nih,itu yg emang gw lakuin selama ini. Kl gw udh ngerasa ga nyaman sama tmn d skitar gw,ngerasa aura mereka udh mulai negatif,bikin gw ga percaya diri,bikin gw slalu terlihat bad person,yg ujung2ny bikin gw ngeluhin nasib gw sndr,pst lngsng gw jauhin. That’s not friends are for! Temen tuh untuk buat kita jd lbh baik,bukanny buat kita jd ngerasa lebih buruk ttg diri kita sndri. Pas bgt nih temen gw lg ada d posisi ini skrg. Mau nasehatin tp takut dikira sok tw. Lngsng forwad in aj dh tulisan kokoh k tmn gw. Thank u koh!!
Dear koh lexy,
I need you advice. Kalo ternyata yg suka complain dan ngeluh about kerjaan dan love life itu ternyata bonyok kita sendiri gmn doh kok?
Lex, terimakasih ya tulisanmu selalu berhasil mendongkrak semangat gue utk berani bikin perubahan dalam hidup, dan enggak lupa untuk selalu bersyukur… Mari sama-sama berjuang, We deserve to be happy.. Gbu ya :)
Ehm.. finally, gw mampir ke coretan koko’.. klo twitternya sih udah aku follow dari taun kompeni. :)) Bersyukur dan bersyukur bisa ngicipin ketikan yang penuh insiprasi ini.
Tuhan memberkati.
Barusan aku sms temen buat ngajak makan nasi goreng, barusan juga ketika aku sedang nulis ini, dia balas sms dan mau aku ajak!
Ajaib, setelah kemarin2 panas gara2 beda pilihan capres, dan sempet diem2an, akhirnya niat baikku disambut juga.
Jadi emang gak boleh berprasangka buruk kalau ornag itu akan membenci kita selamanya. Karena hati ini ternyata bisa diketuk. Misal disms, ditelfun, dan yg paling penting: didatengin langsung!
DIjamin luluh deh hati yg awalnya kaku..
nyentil banget koh! :D
Setuju banget kalo sinis bukan berarti kritis kooh.
kalo masalah gw sii agak membingungkan.. jadi gw mulai dijauhin gara-gara gw marah-marah sama salah satu kelompok temen gw. temen gw nyontek pas UAS sama gw . kesel dong kertaas gw ditarik ama dosen padahal udh kelar semua tinggal dikumpulin . temen gw nyontek tpi punya gw justru yg gak lulus.. setelah kejadian itu kebetulan gw cuti kuliah, pas masuk kuliah tiba-tiba kelompok temen gw pada bilang gw lebay bgt masalah gitu aja sampe ribut segitunya.. ehh sampe sekarang gw dijauhin gtu, padahal gw udh minta maav klo saat itu gw emosi.. tpi gaada yg mau denger. gw salah gak sii padahal gw udh minta maav tulus. tapi mereka gak anggep gw ada.
Ini pertama kali gue komen setelah selama ini jadi pembaca diam-diam.
Tulisanmu selalu keren, Lex. :)
iya ko, aku jadi sadar sih kalo ngeluh itu gak akan ada selesainya. sadar harus memperbaiki diri sendiri nih, must be a better person and i deserve to be happy, anyway, blogwalking yuk, koh :3 http://adehistiy.blogspot.com/
makasih ko!!!
Ah temen yg baik memang susah dicari. Kadang dpg temen yg seru n udah dipercaya, eh dibelakang ngomongin kita. Klo yg diomongin sesuai fakta g masalah, tp ini… maybe i trust the wrong one, but be grateful i know who they are…
Hahahahaha. betul juga lex :)
[…] yang ga pengen bahagia. Artikelnya bagus deh, baca sendiri aja. Self reminder banget. Klik Di sini buat baca artikelnya ya. Dan dua kalimat pertama di atas emang bener banget! Hati yang gembira […]
keren bgt koh tulisan mu!!
Wah, setuju banget sama tulisan agan. Judulnya aja udah gereget banget!. So do I, gan. Nice writing!! ^^
yaampun mau nangis bacanya..ini bener banget. :) makasih Alex :) sering banget membuat daku “bangkit” kembali lewat tulisan2 lo..paling sering lewat tweet2 lo, dan kali ini lewat tulisan ini. Makasih ya Tuhan sudah ciptain Alex :)
Setujuu….. Dibikin hepi aja ^^*ngangguk2
wahhh sumpee ngegambarin hidupku bangett..
You are super, Alex!
mengeluh itu sendiri gak bagus apalagi ditambah diumbar ke sosmed.
senang baca ini, setuju banget pertemanan bukan tentang follow-unfollow ;)
setuju banget sama tulisan ini.. kondisi di socmed sekarang..klo gak ngeluh ya nyinyir2an dengan berbagai isu. eneg. tapi.. ya bgitulah.