Sebenarnya, gue kepengin menulis pengalaman berulang tahun di ketinggian 40ribu kaki di cerita yang ini: MADRID, tetapi pas dibaca lagi… kok panjang banget ya. Akhirnya gue memutuskan untuk menuliskannya di postingan baru.

Ketika gue menerima kabar bahwa papa gue meninggal (you can read about him HERE), gue kepengin banget berangkat ke HongKong untuk menemani mama dan adik gue. But then again, I have job to do. I had to fly to Madrid. Begitu Cathay Pacific mendarat di bandara Hong Kong, gue termenung. I was so close yet so far with my mother. Dan, gue nggak bisa kabur dari bandara karena waktu layover cuma beberapa jam saja. Gue sengaja nggak memberitahu Mama bahwa gue sedang di Hong Kong dan nggak bisa menemuinya. Gue khawatir beliau akan nekat menyusul gue ke bandara lalu kecewa karena ndak bisa ketemuan. Oh, well, that’s the thing about life: you can’t always have what you want.

Berkaitan dengan ‘you can’t always have what you want’, rencana kami (gue dan Erza, seorang jurnalis senior, gue belajar banyak banget dari orang ini, dari style berbusana sampai networking, you can say hi to him HERE) setelah acara Madrid Fusion adalah jalan-jalan di Madrid beberapa hari, lalu ke Barcelona selama 5 hari untuk review hotel, setelah itu perjalanan kami akan berlanjut ke Geneva, Budapest, Venice, dan akhirnya, pulang dari Paris. Total waktu: 1,5 bulan. Seharusnya, kami pulang tanggal 5 Maret. Seharusnyaaaa! Namun kenyataan berbicara lain. Selepas Madrid Fusion, keadaan Erza memburuk. Kami hanya sempat ke Valencia semalam, setelah itu kembali ke Madrid dan dia terkapar di kamar hotel. Jalan-jalan? Oh forget it. LOL.

Valencia. Pengin deh nulis tentang kota ini. So underrated yet so breathtakingly beautiful

Erza malah harus masuk rumah sakit dan dirawat selama 4 malam. Batuk dan demam semenjak tiba di Madrid bereskalasi menjadi pneumonia (paru-paru basah). Selama 5 hari empat malam juga, gue menemani dia. Rencana kami berantakan, tetapi gue nggak peduli. Yang penting, dia sembuh dulu. Kebayang gak sih sakit di negara asing dan sendirian? Nah, gue nggak mau teman gue merasa sendiri. Dia merasa nggak enak banget karena waktu yang seharusnya gue pake buat jalan-jalan, malah ‘terbuang’ untuk mengurusi dia. As for me, it’s my duty and my responsibility. I mean, how could I just left this man on hospital bed and going out and having fun? Gak mungkin banget.

Ini si Erza waktu wawancara Joan Roca di Madrid Fusion. Beliau ini salah satu chef paling terkenal di dunia.

Karena melanjutkan perjalanan ke Barcelona dan ke kota lain adalah kemustahilan. Walau sudah sembuh, si Erza harus istirahat total dan nggak boleh capek, plus tagihan rumah sakit selama 4 malam itu sampe 5rebu euro (yang artinya sampai travel insurance-nya cair, we’re practically broke wkwkwk). Akhirnya, gue menghubungi Cathay Pacific, bertanya apakah kami bisa pulang lebih cepat dari Madrid? Setelah mendengar cerita gue, pihak Cathay dengan cepat mengurus tiket pulang kami. I was really impressed. No questions were asked. Nggak ada formulir bertele-tele. Semuanya berjalan mulus dan cepat sekali. Yang penting buat mereka, Erza bisa pulang dan cepat pulih. Bahkan pihak Cathay bertanya apakah Erza membutuhkan sesuatu untuk memudahkan perjalanannya. How kind.

Sebelum keluar dari rumah sakit dan kembali ke hotel, Erza minta maaf ke gue. Rupanya, jika berjalan sesuai rencana, seharusnya gue merayakan ulang tahun di penthouse Ritz Carlton Barcelona yang akan kami review. Dia bahkan sudah mengatur surprise party bareng manager hotel itu. Melihat tampangnya yang masih pucat dan lemas dan mendengar intonasi suaranya yang sedih karena rencananya gagal, gue mewek aja, dong. I mean, bahkan ketika sedang sakit, dia masih memikirkan gue, kecewa karena merasa sudah mengecewakan gue. Kami pun berpelukan seperti teletabis. Yawla.

Tanggal 4, kami pulang. Tagihan rumah sakit sudah dibayar. Tiket business class yang disediakan pihak Cathay sudah di tangan, si Erza bisa berjalan meski pelan-pelan. Jujur aja, gue ngebayangin merayakan ulang tahun di penthouse hotel mevvah di Barcelona seperti apa, ya? Ah, impian bocah norak. Hahaha!

But you know what? Despite his illness, Erza is still a guy who wants to make sure his friend is happy. Dia diam-diam merencanakan surprise party di pesawat! Kabin business class Cathay masih senyaman biasa. Gue yang kecapekan, tidur pulas di kursi yang bisa berubah jadi flat bed (asli, ini kursinya nyaman banget! Pas jadi kasur pun empuk sekali it’s very easy to fall asleep. Amenitiesnya lengkap, pengaturan colokan yang meticulous, LCD berlayar lebar penuh film bagus, serta berbagai kompartemen di kursi untuk meletakkan tas, hape, sampai tempat minum… incredibly impressive. Makanannya pun enak-enak banget dengan plating yang menggugah selera. Well done job, Cathay Pacific!)

Hal pertama yang gue lakukan setelah duduk cantik di business class seat dan dikasih champagne: SELFIE. Hahahaha!
Day one. Si Erza masih lumayan sehat. Rencana kami masih sehat juga. If only we know what would happen, maybe our smiles wouldn’t be as wide. xD
Apa pun menunya, jika ada nasi, bisa dipastikan itu yang gue pilih. Good news, makanan di Cathay ENAK SEMUAAAAAA
Breakfast on the air: bubur lengkap dengan pernak-perniknya. Kantuk hilang seketika. Laff banget
Food, more food, more fooooood!
Gue nggak jago motret makanan, but believe me when I say that these were so gewwwd!

Lagi pulas-pulasnya, mendadak gue dibangunkan. Pas melek, gue bengong. Pas menoleh, cengiran Erza menjawab semuanya. Cabin crews Cathay Airways berkumpul, menyanyikan happy birthday, di tangan salah satu dari mereka ada kue dengan lilin ulang tahun, kemudian ada yang bawain gue sebotol champagne. I tried so hard to fight back the tears. Celebrating my birthday on business class, 40 thousand feet above the air, with premium chocolate (which usually for first class passenger) and a bottle of champagne felt so surreal and so freaking awesome.

Okay. Happy belated birthday to me! Muke masih lecek baru bangun, dikasih surprise begini. Senang tak terkira
This is the mastermind. Masih sakit tetap aja lho bisa ngatur ‘pesta’ kejutan buat gue. Aslik, terharu banget. THANK YOU, ERZA!
A gift. But the best gift of all is the friendship.
Thank you, Erza and Cathay Airways for all the hassles. I couldn’t be happier. <3

Merayakan ulang tahun di pesawat Cathay Airways, diucapkan selamat oleh crew dan seorang sahabat, champagne toast and remembering the hard times, it’s once in a life time experience, indeed. I couldn’t be more grateful for this. Turning 35 in awesome way? Can we repeat it again when I’m 36, 37, 38, 39, and so on? Hahaha! It’s a #lifewelltraveled, like Cathay’s tagline.

On my next post, I will tell you about Cathay Airways’ lounge. Until next time then.

Oh, satu lagi: perayaan ulang tahun kalian yang paling berkesan apa? I might have presents for you! Kasih tau gue di kolom komentar, ya. ;)